Sabtu, 23 Februari 2013

Sosialita Akademi

Sekitar tiga minggu yang lalu saya berkesempatan untuk berkumpul bersama teman-teman lama, mereka adalah teman SMA saya. Betapa menyenangkan hanya sekedar berkumpul bersama, menikmati cemilan sambil melontar bercandaan khas jaman SMA atau bernostalgia membicarakan kejadian-kejadian menakjubkan yang terjadi sewaktu kita sama-sama masih remaja. Kita menertawakan kejadian-kejadian konyol yang terjadi selama masa SMA. Tidak lupa, saat berkumpul itu kita juga membicarakan kesibukan masing-masing dan juga membahas tentang kesibukan teman-teman lain yang tidak bisa ikut kumpul pada hari itu.

Kita membicarakan tentang salah satu teman yang sekarang sudah menjadi sosialita. Kebetulan saya sekelas tiga tahun dengan teman yang sekarang telah menjadi seorang sosialita ini. Sewaktu SMA saya lumayan dekat dengannya, saya tau dia memang berasal dari keluarga golongan atas. Saya ingat sewaktu dia berulang tahun ke 17 dia merayakannya di salah satu cafe sekaligus tempat club dan yang datang harus mengenakan pakaian formal. Hidup sosialitanya dimulai ketika dia berpacaran lagi dengan mantannya yang memang anak seorang pengusaha. Sebenarnya saya sudah tau perihal hidup sosialitanya, saya mengetahuinya dari display picture yang terpampang di BBM nya. Saya hanya bisa menjadi orang norak yang melihat foto-foto itu. Sepertinya foto itu berlatar belakang di Bali atau mungkin di Lombok atau mungkin di luar negeri, saya pun tidak tahu pastinya dimana. Dari foto itu terlihat temansaya bersama pacarnya sedang menghabiskan liburan bersama, sepertinya mereka foto di hotel berbintang lima yang terdapat di tepi pantai dan latar belakang pantainya sungguh menakjubkan. Iya sebenarnya ketika melihat foto itu saya hanya terkesan melihat latar belakang pantainya. Pantainya bagus, pasir biru dengan kombinasi air putih.

Saya juga tau kalau teman saya ini sudah menjadi sosialita darimana lagi kalo bukan dari sosial media. Teman saya yang lainnya mengatakan, teman saya yang sekarang sudah menjadi sosialita ini masih minder sama cowoknya karena menurutnya keluarga pacarnya ini lebih kaya harta dibandingkan dengan dirinya. O my God this world. Oke sekian dulu cerita tentang teman saya yang sudah menjadi sosialita. Sebenarnya cerita diatas adalah intro.

Tapi teringat kata sosialita dan teringat teman saya yang sekarang sudah menjadi sosialita, saya pun teringat dengan obrolan seru pada suatu malam di tempat makan donat bersama teman-teman kampus saya. Kita tergabung dalam komunitas yang suka musik dan kita juga suka cuap-cuap. Terkadang kita haus akan informasi terkini tentang apapun, iya mereka adalah teman-teman dari radio kampus saya. Dari gulir bercanda yang terucap antara satu sama lain, malam itu kami semua tertawa lepas. Bahkan satu-satunya cowo yang ikut ngumpul pada saat itu, sepertinya dia lupa sejenak akan kegalauan cintanya. Saya tidak ingat bagaimana awal obrolan ini tapi tiba-tiba satu teman saya menyatakan pendapatnya. Dan sebenarnya pendapatnya ini didapat dari seorang dosen FISIP yang sekarang sudah menjadi dekan FISIP dan kabar terbaru menyebutkan bahwa beliau baru pulang dari Shinjuku untuk seminar internasional. Pendapat dari teman saya ini kira-kira begini bunyinya "Ada golongan yang tidak terlalu peduli dengan penampilan, tidak terlalu mengikuti perkembangan terkini, tapi golongan tersebut mementingkan kualitas akademisnya, wawasannya, tipe golongan ini sering tersingkirkan dari pergaulan yang 'gaul' tapi pada satu kesempatan golongan ini akan menjadi penting, orang-orang golongan ini akan diminta tanda tangannya. Begitulah cara orang-orang ini manjadi diakui dan golongan ini dinamakan sosialita akademi."

Diam-diam saya menyimpan keinginan untuk menjadi sosialita akademi. Saya tidak tau apakah mereka yang ikut makan donat enak pada malam itu juga ingin masuk ke dalam golongan sosialita akademi ini atau tidak.
Copyright © 2014. All Right Reserved by Mira Dwi Kurnia